Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Deretan Penyakit Paling Mematikan di Dunia Menurut WHO: Risiko dan Pencegahan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Mengenal Jantung Koroner
Mengenal Jantung Koroner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Ada banyak sekali penyakit di dunia ini, namun kira-kira apa saja penyakit yang paling mematikan di dunia, berdasarkan data WHO alias Organisasi Kesehatan Dunia?

Ketika berbicara mengenai penyakit yang paling mematikan di dunia, mungkin Anda akan berpikir tentang penyakit yang akan memberikan dampak seketika, atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Namun kenyataannya, penyakit paling mematikan tersebut merupakan penyakit yang berkembang lambat dan bahkan dapat dicegah sebagian.

Terbanyak Penyakit Tidak Menular

Seperti yang dijelaskan pada laman Healthline baru-baru ini, pada tahun 2015, diperkirakan 56,4 juta jiwa meninggal dan 68 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit yang berkembang lambat.

Di tingkat dunia, 7 dari 10 penyebab utama kematian pada tahun 2019 merupakan penyakit yang tidak menular. Ketujuh penyakit ini menyumbang 44 persen dari semua kematian, atau 80 persen dari 10 besar jenis penyakit.

Namun, semua penyakit tidak menular tersebut bersama-sama menyumbang 74% kematian secara global pada tahun 2019.

Berikut ini deretan penyakit teratas yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diantaranya:

1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang paling mematikan di dunia. Penyakit jantung koroner (CAD) juga disebut sebagai penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menjadi menyempit.

Adapun faktor risiko untuk penyakit jantung koroner yaitu:
• Tekanan darah tinggi
• Kolesterol tinggi
• Merokok
• Riwayat keluarga
• Diabetes
• Kelebihan berat badan

Selain itu, ada beberapa langkah untuk mengurangi risiko Anda terkena penyakit jantung koroner meliputi:
• Olahraga teratur
• Menjaga berat badan
• Makan makanan seimbang yang rendah sodium dan tinggi buah-buahan serta sayuran
• Hindari merokok
• Mengurangi minum alkohol

2. Stroke
Stroke merupakan penyebab utama orang mengalami kecacatan jangka panjang. Stroke terjadi ketika arteri di otak Anda tersumbat atau bocor. Hal ini menyebabkan sel-sel otak yang kekurangan oksigen mulai mati dalam beberapa menit.

Berikutnya: Adapun beberapa faktor risiko stroke...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

1 hari lalu

Siswa SD Negeri 3 Sanur menunjukkan botol berisi kumpulan sampah putung rokok saat rangkaian acara Gerakan Bersama Anak Anti Asap Rokok (GEBRAAAK) di kawasan Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Jumat 19 Mei 2023. Kegiatan yang digelar oleh Forum Anak Daerah (FAD) Kota Denpasar tersebut mengusung tema
Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

3 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Ragam Pemicu Asma yang Tak Terduga, dari Sosis sampai Menangis

4 hari lalu

Ilustrasi sosis. Pixabay
Ragam Pemicu Asma yang Tak Terduga, dari Sosis sampai Menangis

Anda mungkin menyangka pemicu asma hanya udara, debu, bulu hewan, polusi, asap rokok, atau serbuk sari dan tak menyangka banyak pemicu lainnya.


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

6 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

8 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

9 hari lalu

Pasien diare digendong keluarganya di luar karena keterbatasan ruangan di Puskesmas Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu, 8 Mei 2024. Puskesmas Surantih mencatat, hingga Rabu pagi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di kecamatan itu bertambah menjadi 255 kasus dan mulai menyerang lansia, namun jumlah pasien sembuh sudah mencapai 159 orang. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

11 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Manfaat Melewatkan Makan Daging bagi Penderita Sirosis Hati

12 hari lalu

ilustrasi burger (pixabay.com).jpg
Manfaat Melewatkan Makan Daging bagi Penderita Sirosis Hati

Sesekali tidak makan daging bermanfaat bagi penderita penyakit hati stadium lanjut seperti sirosis hati. Peneliti ungkap alasannya.